Ancaman tersebut adalah langkah terbaru dalam permainan Teheran di ambang batas atas Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), perjanjian untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.
Pengawas nuklir PBB mengklaim bahwa mereka tidak dapat mengakses data penting yang berkaitan dengan program nuklir Iran sejak akhir Februari lalu.
Ketua parlemen Iran menegaskan bahwa Teheran tidak akan pernah menyerahkan gambar situs nuklir ke pengawas nuklir PBB, IAEA, mengingat perjanjian pemantauan dengan badan tersebut telah berakhir.
Selama pemeriksaannya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan berkonsultasi dengan para ahli termasuk dari China dan Korea Selatan, yang telah bereaksi dengan marah terhadap rencana pelepasan tersebut.